Salam Pers Mahasiswa...!!!

There Are Only Two things That Can Be Lightening The World. The Sun Light In The Sky And The Press In The Earth. (Mark Twain)
Bahwa Hanya Ada Dua Hal Yang Bisa Membuat Terang Bumi Ini, Yakni Matahari Dilangit Dan Pers yang Tumbuh berkembang Di Bumi Ini.....
Salam Pers Mahasiswa...!!!

24 Januari 2011

MISTERI DEPARTEMEN BARU


OPINI
          Oleh: Amran Taufik Hidayat

Dinamika kehidupan kaderisasi di kampus kita tercinta STMIK DIPANEGARA, kian melaju dari hari ke hari. Perpindahan kepengurusan dari kader senior ke kader berikutnya  pun tetap berjalan.seperti halnya dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), yang tak henti mengadakan kaderisasi,membukakan ruang untuk terbinanya kader cemerlang yang akan melanjutkan kehidupan bermasyarakat, hari ini dan masa mendatang.
Mungkin sudah menjadi pengetahuan kita bersama, bahwa di kampus kita terdapat bermacam-macam UKM, dari UKM yang bersifat penyalur informasi, minat-bakat, kesehatan, olahraga, dan pecinta alam. Kesemuanya ini merupakan contoh wahana kaderisasi yang sangat positif  bagi kehidupan kita masing-masing. Contoh UKM tersebut lebih sering disebut dengan UKM minat-bakat. Karena sesuai pengetahuan kita, ada juga UKM yang bersifat kelompok belajar, tentunya sesuai dengan basis kurikulum pelajaran yang ada di kampus kita, yaitu komputer. UKM telah bermunculan dari sejak didirikannya kampus ini sampai sekarang dan menjadi bagian penting bagi mereka yang sadar pentingnya organisasi.
Sebuah berita yang sekarang marak dibicarakan ialah di bentuknya sebuah departemen baru yaitu, Departemen Minat dan Bakat. Sesuai penuturan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STMIK Dipanegara, departemen ini dibentuk untuk menaungi UKM minat bakat itu sendiri, dan mengaktualkan apa yang menjadi aspirasi dari masing-masing UKM tersebut.
Saya pribadi merasa hal ini cukup ganjil. Karena sepengetahuan saya, UKM yang ada di kampus ini, tanpa terkecuali, memang telah dinaungi oleh Lembaga Mahasiswa (Lema) itu sendiri, tanpa harus membentuk departemen khusus untuk menaunginya. Mungkin hal ini dikarenakan antara UKM dgn BEM memiliki jalur koordinasi yang berupa garis putus-putus, yang menyatakan bahwa antara BEM dan UKM tidak memiliki hak untuk saling menetukan kebijakan.
Hanya saja, yang harus di garis bawahi adalah UKM juga merupakan lembaga semi-otonom, yang berhak menetukan arah kebijakannya sendiri, tanpa perlu ada persetujuan dari BEM, selama kebijakan tersebut tidak bertentangan dengan konstitusi Kabesma STMIK Dipanegera. Ketika misalkan ada aspirasi dari anggota UKM untuk kampus, atau masalah personal, itu merupakan kajian untuk Menteri Dalam Negeri BEM, mengingat ia bertugas mengurusi segala hal yang terjadi di dalam internal kampus. Karena yang harus diingat adalah bahwa yang mengeluarkan aspirasi tersebut ialah anggota KABESMA, terlepas ia sebagai anggota di organisasinya.
Dan juga, ketika misalkan ada aspirasi dari anggota UKM untuk UKMnya, tentunya aspirasi itu seharusnya diajukan kepada pengurus masing-masing. Ketika memang meminta sebuah perubahan, toh tentunya UKM juga memiliki forum akbar dengan nama tersendiri. Di situlah seharusnya aspirasi yang positif di keluarkan. Kalau misalkan departemen ini dibentuk untuk memasukkan anggota dari masing-masing UKM di kabinet pemerintahan BEM, mereka pun bisa tetap di masukkan dalam kabinet tanpa harus membentuk departemen ini. Mengingat ada 7 departemen yang ada di kepengurusan BEM sebelum-sebelumnya.
Entah apa sebenarnya yang akan terjadi dengan dibentuknya departemen ini. Tetapi jika memang hal itu positif dan bukan pemborosan pengurus, serta bukan sistem mencari sensasi, silahkan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Karena aspirasi kami sebagai mahasiswa ada di pundak orang-orang yang duduk di bangku pemerintahan STMIK Dipanegara saat ini.
 

MEMAKSIMALKAN KERJA DENGAN DEPARTEMEN BARU


Penambahan departemen pada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tampaknya akan menjadi gebrakan kepengurusan BEM periode kali ini. Hal ini diutarakan langsung oleh Presiden Bem terpilih periode 2010-2011 ini, Hardi Suwardi. “Departemen ini yang akan mewadahi UKM minat dan bakat. Sedangkan Study Club (SC) akan diwadahi oleh Departemen Riset dan Teknologi”, ujarnya saat kami (FormatRed) temui Jumat (21/01) lalu. “Departemen ini juga akan mendetailkan job-job (kegiatan-kegiatan) yang ada di UKM minat bakat tersebut”, lanjutnya, saat ditanya alasan ditambahkan Departemen (selanjutnya Dept.) dalam BEM ini.
Dept. Minat dan Bakat, begitu Presiden membahasakannya, adalah dept. baru yang akan mengisi kepengurusan BEM periode ini. Dept. ini yang akan menaungi UKM-UKM yang bergelut dalam bidang minat dan bakat.. Pada pengurusan sebelumnya UKM minat bakat yg saat itu masih dibawahi oleh Dept. Riset dan Teknologi (Ristek), dikatakan bahwa kinerjanya yang tidak maksimal, hal inilah yang melatarbelakangi pembentukan Dept. minat dan bakat. Sedangkan Dept. Ristek pada pengurusan kali ini pun dihidupkan kembali dengan janji bahwa  pembagian wilayah kerjanya akan diperjelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan antara dua departemen dan juga UKM-UKM serta SC tersebut. “Dibekukan khan karena kerjanya yang tidak maksimal. Ini dibentuk untuk memperjelas job-job deskripsi di setiap UKM”, jelasnya.
            Saat ini sudah ada perwakilan dari UKM yang akan menduduki jabatan sebagai menteri Dept. baru ini. Meski tertera jelas bahwa Dept. baru ini adalah Dept. Minat dan Bakat, namun posisi menteri ini diduduki oleh seorang dari UKM yang bergelut dalam bidang Study Club (SC). “Ini masalah kesiapan. Kemarin kita tawarkan teman-teman dari UKM minat bakat, tapi belum ada yang siap untuk menduduki posisi ini”, ungkap Presiden. Lucu memang, Dept. ini untuk menaungi UKM-UKM dalam bidang minat dan bakat, tapi pemimpinnya adalah seseorang dari UKM Study Club. Pertanyaan yang muncul adalah apakan seseorang ini akan bisa dan mengetahui job-job yang ada di UKM-UKM minat dan bakat?
            Lanjut presiden BEM ini, bahwa untuk staff-staff pembantu menteri, akan diutamakan dari utusan UKM minat dan bakat. “Tapi untuk staff-staffnya akan diutamakan dari UKM-UKM minat bakat. Kami akan mengirimkan surat ke UKM-UKM untuk mengirimkan utusannya utnutk menjadi staff di Dept. ini. kalau untuk kapan surat itu dikirim, saya belum bisa pastikan karena sidang umum MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa) saja belum jelas. Mungkin setelah final, atau setelah libur final,” lanjut cowok yang juga aktif di organisasi kampus ini.
            Ya, semoga saja akan ada perubahan setelah adanya Dept. ini. Semoga juga Dept. ini akan menguntungkan bagi UKM-UKM minat dan bakat, bukan malah merugikan pihak yang mereka naungi. Dan yang pastinya seluruh Kabesma STMIK DIPANEGARA mengharapkan kinerja yang baik dari kepengurusan kali ini, apalagi dengan penambahan departemen baru yang semoga dapat menyampaikan aspirasi mahasiswa yang benar-benar dari mahasiswa pada umumnya dan dari kelimabelas UKM yang ada di Kuning Gading pada khususnya dengan tidak mementingkan kepentingan pribadi dan golongan.
(Ny. A220_FormatRed)

KURANGNYA MINAT BER-UKM


Pada umumnya setiap kampus memiliki organisasi. Sama halnya di Kampus STMIK Dipanegara yang memiliki  organisasi yang disebut dengan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang bergerak di dua bidang, yaitu  minat dan bakat dan kelompok belajar atau study club. Namun saat ini, persentase pendaftaran anggota baru dibeberapa UKM mulai menurun, atau dalam hal ini disebut dengan krisis kader. Beberapa UKM yang mengalami krisis kader antara lain, UKM KSR-PMI yang bergerak dibidang kesehatan dan kemanusiaan, UKM SangDipa yang bergerak dibidang kesenian, dan UKM Taekwondo yang bergerak dibidang olahraga taekwondo.
Entah apa yang menyebabkan krisis kader ini terjadi, apalagi hal ini terjadi pada UKM yang bergerak dibidang minat dan bakat. Dari hasil wawancara kami (Format.red) di  beberapa UKM, saat ini perbandingan persentase pendaftaran anggota baru pada tahun ini sangat menurun dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya. Dari pandangan UKM itu sendiri, Alnazar Syam selaku Ketua Umum dari UKM SangDipa berpendapat bahwa di matanya mahasiswa sekarang menganggap berorganisasi tidak penting, selain itu kurangnya minat berorganisasi dan pemahamannya setiap mahasiswa tentang berorganisasi. Seperti halnya juga dengan Muh. Anas selaku anggota dari UKM KSR PMI, “mahasiswa dipengaruhi karena banyaknya jumlah pembayaran masuk di STMIK makanya ingin berkonsentrasi belajar terutama dibidang IT”, ungapnya
Namun, mereka mempunyai solusi-solusi tersendiri dalam mengatasi krisis kader ini, seperti UKM Taekwondo akan berusaha mempromosikan UKM kepada para mahasiswa dan menjelaskan lebih  dalam apa kegiatan-kegiatan dan arti dari UKMnya. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Muh. Anas, Bagaimana rencana meramu atau berpegangan bahwa kita itu hidup sebagai manusia yang saling menolong, itu yang harus kita perkenalkan bahwa budaya menolong itu baik, tidak selamanya kita belajar IT kita kombinasikan dengan yang lain dan bagaimana caranya menyampaikan ada organisasi, kita ada untuk menolonglanjutnya.
Semoga krisis kader yang dialami oleh beberapa UKM ini tidak beranggsur lama, dan para mahasiswa bisa menyadari akan pentingnya berorganisasi.
 (Yui_N. FormatRed)

KAMPUS IT MEMILIH CARA MANUAL


Ujian akhir semester ganjil atau yang sering disebut dengan final semester, sudah didepan mata. Namun, masih ada kekurangan menjelang ujian yang satu ini. Kekurangan itu terletak pada jadwal final. Ya, jadwal final para mahasiswa STMIK Dipanegara memang sudah tertempel di beberapa ruangan pada semua lantai gedung A, tapi sepertinya ada yang kurang dari jadwal yang ditempel ini. Pada jadwal yang ditempel dibeberapa tempat di setiap lantai itu, tidak tertera ruangan ujian para mahasiswa. Dijadwal tersebut hanya tertera mata kuliah, hari, tanggal dan waktu berlangsungnya ujian final per mata kuliah tersebut. Padahal, seharusnya ada ruangan ujian juga yang tertera disitu.
Fakta lain menyebutkan bahwa jadwal ujian yang ada di Koperasi Mahasiswa (Kopma) lebih lengkap daripada yang ditempel di beberapa ruangan itu. Pada fotocopy’an di Kopma, sudah tertera ruang ujian, disamping mata kuliah, hari, tanggal dan juga waktu ujian. Tapi, para mahasiswa harus membeli fotocopy’an itu dengan harga 6000 rupiah. Bahkan 3 hari belakangan ini, harganya naik menjadi 8000 rupiah.
Kami (format.red) mencoba menanyakan hal ini dengan mewawancarai Wakil Ketua (WK) I, bidang Akademik, I Wayan Simpen. Beliau menjelaskan kalau jadwal final itu hanya dititipkan di Kopma. Pihak pengelola maupun dosen tidak ada campur tangan dengan jadwal final yang dijual di Kopma.  “Di simpan di situ, terserah Anda mau fotocopy atau tidak gitu loh, tidak di jual. Siapa yang jual ka?” ujar beliau diruangannya.
Beliau menambahkan alasan disimpan di Kopma untuk menghindari mahasiswa yang berdesak-desakan melihat jadwal final di dinding kampus. “ Kalau di tempel,  Anda kerumun-kerumun. Inikan istilahnya untuk menghindari orang-orang kerumun-kerumun untuk melihat jadwal makanya disimpan disana, Anda mau fotocopy disana silakan” lanjut bapak berkacamata ini menegaskan.
                Solusi yang diberikan oleh WK I itu, dipandang mahasiswa bukan sebuah solusi yang baik, ”Menjual jadwal itu kan bukan solusi, kita juga akan berdesak-desakan salah satu faktornya”, ujar Wahiddin Ishak, mahasiswa Teknik Informatika (TI) angkatan 2007. ”Mungkin seperti ini, kita ke konteks saja, ini kampus teknologi, kenapa bukan solusi yang mengarah ke dunia  cyber yang dijadikan solusi?” lanjutnya.
                Ironis memang, hanya untuk jadwal ujian final saja, kita harus mengeluarkan uang 6000 sampai 8000 rupiah. Padahal kampus kita ini terkenal dengan nama Kampus IT, kampus yang dikenal dengan keunggulannya dalam bidang teknologi komputer. Tapi kenapa pengelola kampus kita masih memilih cara yang manual seperti fotocopy’an kertas daripada memenfaatkan kecanggihan teknologi saat ini? Atau ini adalah bentuk kemalasan pihak kampus yang tidak mau mengupdate jadwal kuliah di website STMIK Dipanegara?
(Adhe & Pena_kurcaci.FormatRed)