Salam Pers Mahasiswa...!!!

There Are Only Two things That Can Be Lightening The World. The Sun Light In The Sky And The Press In The Earth. (Mark Twain)
Bahwa Hanya Ada Dua Hal Yang Bisa Membuat Terang Bumi Ini, Yakni Matahari Dilangit Dan Pers yang Tumbuh berkembang Di Bumi Ini.....
Salam Pers Mahasiswa...!!!

24 Februari 2011

KONFLIK SARA, NO !



Oleh: Abdul Rahman
Bumi pertiwi kembali berlinang air mata, melihat darah yang berceceran dijalan karena anak bangsa saling menyerang dan menikam sesama saudaranya. Hal yang terjadi di pulau Jawa ini disebabkan karena kita selalu bertindak secara brutal dan tidak mengandalkan pikiran. Mungkinkah negeri kita adalah negeri yang penuh darah dan air mata karena tidak pernah lepas dari suatu konflik mulai dari Aceh, Ambon, Kalimantan, Poso dan masih banyak lagi. Konflik yang sering kita kenal dengan Konflik SARA (Suku, Agama dan RAs) ini kembali lagi terjadi di pulau Jawa, yang tragisnya lagi, konflik seperti ini selalu merenggut korban jiwa. Nah yang jadi pertanyaan sampai dimanakah peran pemerintah hari ini atau apakah para pemimpin kita sendiri yang terlibat didalamnya ? Munkinkah konflik itu sengaja dibuat oleh segelintir orang yang tak bertanggungjawab dan dengan sengaja mengadu domba kita, sehingga kita bercerai berai dan mereka tertawa melihat kebodohan kita. Mungkin juga ini strategi pemerintah untuk pengalihan isu. Lantas apa lagi guna semboyang kita Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetap satu, kalau kita selalu menghianati perbedaan.
Perlu kita ingat bahwa kita lahir dari keberagaman bukan keseragaman jadi seharusnya perbedaan tidak dijadikan sebuah pertentangan karena setiap golongan, agama dan suku mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing, jadi apa salahnya kalau kita saling berembuk untuk mendiskusikan bagaimana caranya membangun bangsa ini bukan menghancurkan. Cukup sudah konflik ini karena bukan lagi saatnya kita bertarung otot yang tidak lebih seperti perbuatan binatang yang mau saling diadu tapi saatnya kita saling bertarung gagasan agar tercipta perubahan di negeri kita bukan menghancurkan yang sudah ada. Sampai kapankah konflik SARA di negeri ini akan berakhir ? Apakah kita harus menunggu sampai pemerintah yang menangani semua ini padahal kita tau bahwa hari ini pemerintah lamban dalam mengurus masalah-masalah yang selama ini terjadi.
BANGKITLAH sodara-sodaraku, sudah tiba waktunya kita bergegas meperbaiki kondisi bangsa hari ini bukan menunggu ketidakpastian dari para pemimpin negeri ini. Saatnya melanjutkan cita - cita luhur para pendahulu kita mewujudkan tiap butir-butir Pancasila dan Undang – Undang Dasar 19 45 sebagai wujud penghargaan para pendahulu kita yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk negeri ini. Dan ingat, musuh kita adalah bukan aku, mereka, ataupun dia, tapi musuh kita adalah meraka yang tidak mau melihat kita bersatu karena kalau kita bersatu, hal itu bisa menjadi momok yang menakutkan untuk mereka. Jadi mungkin hari ini kita perlu kembali merenung dan intropeksi diri dan mulai kembali saling merangkul perbedaan - perbedaan yang ada untuk mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.
Manusia Bisa Lebih Rendah Dari Pada Binatang Jikalau Manusia Lebih Mengandalkan Otot Dibanding Akal (Pemikiran)
SALAM PERDAMAIAN DAN STOP SEGALA BENTUK KEKERASAN KARENA KEKERASAN BUKAN SOLUSI.

ATAPNYA MANA ?


Oleh : Nindy Parinding
Kampus kuning gading (STMIK Dipanegara.red) yang dikenal sebagai kampus IT dengan fasilitas lengkap, ternyata tidak selengkap apa yang dipikirkan orang banyak. Belum lagi dengan keadaan kampus yang luar biasa panasnya karena kurangnya pepohonan rindang yang ada di kampus. Padahal gubernur Sulawesi Selatan, Sahrul Yasin Limpo, telah mencanangkan “Go Green Sulawesi Selatan” tapi kampus kita malah “Go Warmer”.
Bicara soal fasilitas, coba kita lihat fasilitas yang paling sederhana di kampus. Contohinya tempat duduk yang ada di pinggiran parkiran dua. Perhatikan dengan seksama, apa yang menjadi kekurangannya ? Ya, tempat duduk itu tidak memiliki atap lagi. Padahal fasilitas ini sering digunakan mahasiswa untuk tempat berkumpul, menunggu, beristirahat, dan lain sebagainya serta sebagai tempat berteduh untuk menghidari panasnya sinar matahari. Hal ini terjadi karena hujana lebat serta angin yang beberapa bulan lalu yang melanda kota Makassar. Apakah tidak ada penanggulangan atas hal ini ? Apakah pihak pengelola tidak bisa atau tidak mau mengganti atap yang telah rusak dan tidak ada lagi ?
Kalau begini keadaannya, tolong pihak yayasan dan pengelola untuk mengerti dan memperhatikan serta memperbaiki fasilitas yang ada kampus. Ini hanya contoh kecil dari fasilitas kampus yang tidak memadai. Hanya memasang atap di tempat duduk yang ada di tempat parkir, apa susahnya sih ? Apakah pihak yayasan dan pengelola sudah kehabisan uang, sehingga untuk memperbaiki atap tempat duduk saja tidak bisa ?

16 Februari 2011

Presidium Sidang : “ SIDANG UMUM INI DITUNDA SAMPAI BATAS WAKTU YANG TIDAK DITENTUKAN! ”


Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) yang seharusnya selesai tanggal 7 Februari 2011 lalu, tampaknya belum juga terselesaikan hingga saat ini. Pasalnya, musyawarah terbesar di Keluarga Besar (Kabesma) STMIK Dipanegara ini ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Musyawarah yang dijadwalkan dimulai pada hari Sabtu (5/02) dan berakhir Senin (7/02) ini belum juga menemukan titik temu. Bahkan musyawarah ini dinyatakan ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan pada hari Selasa (8/02). Penundaan ini disampaikan langsung oleh Presidium sidang, Akbar.  Menurutnya, konstitusi yang ada sekarang sudah “amburadul” dan perlu adanya konstitusi baru.
Kami (Format.red), coba mengkonfirmasi penundaan ini kepada koordinator Badan Pekerja Konstitusi (BPK), Irwan. “Benar. Sidang umum memang ditunda. Kami akan buat loka karya terlebih dahulu, lalu setelah itu kita melanjutkan ke sidang umum lagi”, ujarnya di sekretariat kami (Format.red). Dilanjutkannya kembali, loka karya ini akan diselenggarakan pada awal bulan Maret mendatang. “ awal bulan 3 (tiga). Loka karya ini akan menghasilkan komitmen konstitusi yang akan dijadikan bahan referensi untuk konstitusi di sidang umum nanti”, imbuhnya. “Ada konspirasi dari ini semua, catat itu”, lanjutnya kembali.
Lokarya ini pun akan diadakan selama 2 (dua) hari. “Pada hari pertama, MPM akan meghadirkan para praktisi-praktisi hukum yang mengetahui detail tentang konstitusi untuk Lembaga Mahasiswa (Lema) dan hari keduanya, mereka akan memanggil pendahulu-pendahulu Lema dibidang konstitusi”, lanjut pria angkatan 2005 ini.
Ditanya lebih lanjut tentang penundaan sidang umum, pria yang juga aktif diberbagai organisasi kampus ini pun mengatakan sejumlah alasan. “Lamanya karena yang pertama, banyak yang pulang kampung karena kampus kan libur. Yang kedua, banyak juga kesibukan panitia dan peserta sidang umum. Yang terakhir, pemateri-pemateri untuk loka karya kan nda serta merta datang kalo diundang, pasti butuh waktu”.
Anggaran yang diberikan dari yayasan kepada panitia sidang umun ini pun cukup banyak, yaitu sebesar Rp. 5.000.000, namun dana ini tampaknya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sidang selama 4 hari 3 malam. “ Kita dikasih Rp. 5.000.000, itu pun kurang, untuk sewa tempatnya (gedung) saja Rp. 4.680.000 terus untuk konsumsi berat RP. 2 .700.000, cukup itu saya yang perlu teman-teman tahu. Dan untuk menutupi itu semua, kita berhutang. Jadi hutang kami untuk sidang umum ini ya sekitar Rp. 2.380.000”, ungkapnya. “ Dana yang kami butuhkan untuk sidang umum Rp. 21.000.000. Itu bahasa proposal”, lanjut pria ini lagi.
Irwan juga menjelaskan bahwa sidang umum ini akan selesai sebelum masuk perkuliahan. “Sebelum masuk kuliah sudah selesai semua. Sidang umum dan lain-lain. Dan Badan Ekekutif  Mahasiswa (BEM)  juga sudah pelantikan dan Rapat Kerja (RaKer) dan siap bekerja”, tandasnya.
Ya, kita tunggu saja hasil dari sidang umum nanti. Semoga akan ada perubahan yang berarti dari penundaan yang cukup lama ini. Semoga juga sidang umum ini bukan hanya sebagai ajang “penghambur-hamburan” uang dan foya-foya tapi sidang umum ini adalah ajang perubahan Lema dari yang katanya “amburadul” kearah yang lebih baik.
(rIna220_FormatRed)

Leletnya Masa Inagurasi

Oleh : Nindi Parinding
Pertanyaan yang sering muncul di benak mahasiswa baru (Maba) : “Kapan penyerahan almamater ??” atau “Kapan inagurasi diadakan ??”. Nah ini selalu membuat para Maba merasa bingung. Seperti tradisi - tradisi di kampus lain, penyerahan almamater harus melewati masa inagurasi tapi apa yang terjadi sekarang, malah membuat banyak maba jengkel karena belum menerima almamater yang pastinya sudah dibayar pada pembayaran pertama masuk Perguruan Tinggi ini. Dulunya persyaratan pengambilan almamater tidak melalui inagurasi namun Menteri Pendidikan dan Pengkaderan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) periode tahun lalu mengharuskan para Maba mengumpulkan tanda tangan para pengurus Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) dan BEM plus tanda tangan semua ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus. Apakah segampang itu pengambilan almamater di STMIK Dipanegara?
Persyaratan itu pastinya membuat para Maba kaget, kewalahan dan bingung. Memangnya gampang mengumpulkan semua tanda tangan itu?. Apalagi kalau yang bersangkutan sibuk. Tapi pergantian priode BEM sekarang mengatakan akan diadakan masa inagurasi dan akan dilaksanakan sebelum libur semester. Inilah saat yang sangat ditunggu-tunggu oleh para Maba, apalagi yang sangat antusias ingin memiliki almamater. Namun nyatanya sampai saat ini, yang sudah memasuki masa libur semester, hal yang dijanjikan mengenai penyerahan almamater dan masa inagurasi belum terealisasi. Pastinya hal ini sangat mengecewakan para Maba.
Yah mau apalagi, terpaksa menunggu kepastian selanjutnya dan pastinya kepastian yang benar-benar pasti terjadi. Bukan hanya janji yang hanya bisa menyenangkan hati sesaat saja tapi janji yang benar-benar akan ada pembuktiannya.