Salam Pers Mahasiswa...!!!

There Are Only Two things That Can Be Lightening The World. The Sun Light In The Sky And The Press In The Earth. (Mark Twain)
Bahwa Hanya Ada Dua Hal Yang Bisa Membuat Terang Bumi Ini, Yakni Matahari Dilangit Dan Pers yang Tumbuh berkembang Di Bumi Ini.....
Salam Pers Mahasiswa...!!!

23 Mei 2010

MENELISIK PEMBAGIAN DANA UKM

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) merupakan salah satu wadah dimana para mahasiswa mengembangkan minat dan bakatnya di universitas atau Perguruan Tinggi (PT) tempat mereka berkuliah. UKM itu sendiri dibagi 2, yaitu UKM internal dan UKM eksternal. UKM internal adalah UKM yang terdaftar keberadaannya oleh PT tersebut sehingga mendapatkan subsidi dana dari pihak kampus. Sedangkan UKM eksternal merupakan UKM yang belum terdaftar oleh pihak kampus tapi UKM tersebut dibentuk di kampus tersebut. Di setiap universitas dan PT mempunyai kriteria untuk menjadikan sebuah UKM bersifat internal.

Di STMIK Dipanegara khususnya memiliki 15 UKM internal dan banyak UKM eksternal. UKM internal ini setiap semesternya mendapatkan dana kemahasiswaan dari yayasan yang menaungi STMIK Dipanegara. Mengenai dana kemahasiswaan, hal ini ditangani langsung oleh Ir. Syaifullah Burhan selaku Pembantu Ketua III (PK III) yang menangani bidang kemahasiswaan. Kami (formad.red) belum bisa menemui Pak Ipul, begitu beliau sering di sapa, dikarenakan kesibukan beliau yang juga mencalonkan diri sebagai calon wakil bupati kabupaten Luwu Utara. Ketika hal ini ditanyakan kepada bendahara yayasan, Pak Marwan, beliau menjelaskan bahwa dana kemahasiswaan yang diberikan oleh yayasan sebesar 50 juta per semester dan dana-dana yang diberikan ke tiap-tiap UKM harus dengan persetujuan PK III. “Dana yang dialokasikan untuk kegiatan mahasiswa itu adalah 50 juta persemester atau 100 juta pertahun, dengan rincian 55% untuk Lembaga Mahasiswa (Lema) dan 45% untuk UKM”. Dijelaskan pula oleh presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Muh. Ridal menjelaskan bahwa anggaran untuk kegiatan kemahasiswaan sudah ditentukan oleh pihak yayasan dengan perincian-perinciannya. “Kalo dana dari yayasan itu 50 juta per semester atau 100 juta per tahun, yang dibagi menjadi 2 yaitu 55% Lema dan 45% UKM dan itu dibagi rata ke 15 UKM”, jelas presiden BEM yang menjabat untuk periode 2009-2010 ini.

Dana 55% untuk Lema masih dibagi-bagi ke 3 aliran, yaitu anggaran rutin (20%), dana taktis (10%) dan operasi Lema (25%) sedangkan dana 45% untuk UKM ini dibagi rata ke 15 UKM internal di STMIK Dipanegara, dengan nominal per semester 1,5 juta rupiah atau 3 juta rupiah per tahun per UKM. Dana inilah yang digunakan oleh para UKM untuk mengadakan suatu kegiatan untuk kemajuan UKM-nya tersebut.
(rina/format)

MUNGKINKAH JADI A????


A adalah huruf pertama dari alfabet yang kita kenal. A juga adalah nilai yang mungkin sulit atau bahkan mudah diraih oleh para mahasiswa untuk dijadikan tolak ukur kemampuan belajarnya per semester. A pula yang dipakai oleh pemerintah untuk penilaian akreditasi. Akreditasi pun merupakan evaluasi dan penilaian komprehensif atas komitmen perguruan tinggi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program tri darma perguruan tinggi. Dengan adanya akreditasi yang baik, perguruan tinggi khususnya swasta memiliki nilai lebih di mata masyarakat. Akreditasi pun merupakan nilai yang didapat oleh Perguruan Tinggi (PT) atas kinerja yang telah diimplementasikan oleh para tenaga pengajar, pengelola dan mahasiswanya sendiri. Hal ini merupakan tolak ukur bagi beberapa perusahaan untuk menerima pegawai dari sebuah universitas atau perguruan tinggi. Untuk itulah semua universitas dan perguruan tinggi berlomba-lomba untuk mendapatkan akreditasi dengan nilai yang tinggi. Nilai akreditasi inipun digunakan oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) untuk menarik para calon mahasiswa baru yang sudah lulus SMA (Sekolah menengah Atas) atau pendidikan yang sederajat dan ingin melanjutkan ke bangku perkuliahan.

A, B dan C adalah nilai yang diberikan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) kepada semua perguruan tinggi dan juga jurusan-jurusannya. Dari berbagai deretan nilai huruf itu, pastilah nilai A yang menjadi incaran setiap PT khususnya PTS di seluruh negeri ini. Tetapi untuk mandapatkan nilai itu, BAN-PT mempunyai kriteria-kriteria tersendiri. Di STMIK Dipanegara ini terdapat 3 program studi dan semuanya sudah terakreditasi, yaitu Sistem Informasi (SI), Teknik Informatika (TI) dan Managemen Informatika yang masing-masing terakreditasi C, B dan B.
Menganggapi perbedaan akreditasi yang diperoleh, para mahasiswa Dipanegara khususnya jurusan SI selalu menanyakan tentang pengakreditasian jurusannya yang sudah 2 tahun lalu tepatnya tangal 25 Agustus 2008 sampai sekarang belum diperbaharui. Ini juga lah yang dikhawatirkan bagi mahasiswa SI di STMIK Dipanegara ini.

Kami (format.red) telah menemui Pembantu Ketua I (PK I), Bapak Drs. I Wayan Simpen untuk menanyakan masalah ini. Ditemui di ruangannya yang terletak di lantai 2 gedung A STMIK Dipanegara mengatakan bahwa beliau sendiri tidak mengetahui mengapa pihak BAN-PT menilai jurusan Sistem Informasi di kampus kuning gading (STMIK Dipanegara) ini bernilai C, “Saya juga tidak tau, yang nilai tanya”, papar beliau. Pria berkaca mata ini juga menjelaskan bahwa kriteria pengakreditasian untuk S1 diperketat dan tidak seperti tahun-tahun lalu. Untuk kriteria penilaian, beliaupun tidak mengetahuinya, “Saya tidak tau, itu dari penilaian, kalo kita (kampus.red) tau kan gampang, kalo kriterianya ini, kita fokus pada itu tapi kan kita gak tau”, papar beliau sambil duduk di ruangannya. “Kita kurang di penelitian, khan tri darma perguruan tinggi, pengabdian pada masyarakat, penelitian dan pengajaran. Yang kita menang disitu hanya pengajaran, kalo pengajaran, aktivitas kita tertinggi, yang kurang itu penelitian dan pengabdian pada masyarakatnya itu yang kurang,” lanjut beliau. Pak Wayan,demikian beliau akrab disapa, menambahkan bahwa pihak nya sudah mengajukan kembali pengakreditasian SI tetapi penilaian yang keluar kembali nilai C. Untuk masa berlaku nilai C sendiri adalah 2 tahun sedangkan B adalah 5 tahun.

Tentang nilai akreditasi apa yang ingin diraih oleh STMIK Dipanegara, Pak Indra selaku ketua jurusan Sistem Informasi menerangkan bahwa nilai A lah yang ingin dicapai.” Ke A maunya,” ujar bapak berkulit putih ini. Ditanya lebih lanjut tentang akreditasi ini, Pak Wayan dan Pak Indra sama-sama mengatakan bahwa semester depan untuk jurusan SI, TI dan Manajemen Informatika akan mengajukan laporan kegiatan sistem belajar mengajar yang terjadi di STMIK Dipanegara. Dijelaskan lebih lanjut oleh pak Indra bahwa yang akan diberikan ke BAN-PT itu adalah laporan berupa dokumentasi apa yang kita (kampus.red) kerjakan dan implementasi kepada seluruh aktivitas akademika.

Dari seorang nara sumber yang kami (format.red) temui dan wawancarai secara tidak langsung, beliau mengatakan bahwa ada bayak kriteria yang menjadi bahan pertimbangan penilaian BAN-PT untuk memberikan nilai akreditasi A kepada sebuah perguruan tinggi, salah satu diantaranya adalah sarana dan prasarana perkuliahan dan juga laboratorium harus memadai dan memenuhi standar. Yang jadi pertanyaan sekarang, apakah sarana dan prasarana di kampus kita tercinta ini sudah memadai dan memenuhi standar sehingga akreditasi A layak untuk disandang di semua jurusan khususnya Sistem Informasi???? Dan apa upaya dari pihak pengelola untuk menjadikan akreditasi SI, TI dan Manejemen ini bernilai A kalau pihak pengelola kampus sendiri pun tidak mengetahui kriteria apa dan bagaimana jurusan-jurusan yang ada di kampus ini dapat meraih nilai akreditasi tertinggi yaitu A...?????
(rina,imhonk/format)

TERNYATA STMIK MASIH DIMINATI

Era calon mahasiswa baru (maba) STMIK Dipanegara Makassar angkatan 2010/2011 telah di mulai, terhitung sejak 1 Maret 2010 sampai berita ini disusun, terdapat sekitar 804 calon maba yang telah terdaftar. Untuk gelombang I tercatat maba yang telah memperoleh nomor stambuk sebanyak 580 orang, sementara untuk gelombang II calon maba yang mendaftar berjumlah 337 orang, sedangkan calon maba siap test mencapai 62 orang dengan perincian sebagai berikut :

SI / S1 : 34 orang
TI / S1 : 25 orang
MI/ D3 : 3 orang

Berdasarkan penuturan beberapa calon maba, mereka ingin melanjutkan studi di STMIK Dipanegara karena tertarik dengan dunia IT dan ingin memperdalam ilmu komputer yang dimiliki. Berikut salah satu komentar dari seorang calon maba yang kami (Format.red) temui. ”Saya mau masuk di STMIK Dipanegara karena saya suka komputer dan saya tahu STMIK dari senior. Kalo masalah pembayaran itu sich urusan belakang”,ujar Haryadi calon maba dari SMA 2 Pinrang saat ditanya perihal minat melanjutkan pendidikan di kampus kuning gading ini.

Menurut informasi yang diberikan oleh salah seorang narasumber yang bertugas di FO (Front Office),Bapak Syahruddin,demikian beliau biasa disapa, menjelaskan bahwa perkembangan pendaftar dari tahun ke tahun sangat meningkat ,hal ini ditandai dengan banyaknya peminat dari seluruh Indonesia seperti dari Aceh, Jambi. Dan untuk gelombang ke II periode 2010/2011 kebanyakan didominasi oleh pendaftar dari Ternate,Maluku,Nusa tenggara dan Papua.
(Lan’s,Ayu/Format)

TURNAMEN FUTSAL FIGHTER CUP 1

UKM Taekwondo Indonesia STMIK Dipanegara (TISD) akan mengadakan kejuaraan futsal antarmahasiswa yang diberi nama Futsal Fighter Cup1. Kejuaraan yang baru pertama kali diadakan oleh UKM TISD ini akan dilaksanakan pada tanggal 24 - 29 Mei 2010 yang bertempat di lapangan futsal APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta). Kejuaraan futsal ini sendiri disponsori oleh Fatigon, salah satu produk multivitamin/suplemen pemulih stamina.

Turnamen ini memperebutkan total hadiah sebesar 5 juta rupiah. Selain hadiah berupa uang tunai, para pemenang kejuaraan ini juga akan mendapatkan piala bergilir dan piala tetap serta plakat dari panitia kejuaraan. Selain pertandingan futsal itu sendiri sebagai kegiatan utama, panitia pelaksana Futsal Fighter juga mengadakan games menarik dengan hadiah yang menggiurkan bagi penonton.

Dalam kejuaraan ini sudah ada 25 tim yang terdaftar, dan terbagi dalam 7 grup. Tiap Grup terdiri dari 4 tim. Dan masing-masing tim terdiri dari 10 orang pemain dan 2 official.
Menurut saudara Irwan Rasyid yang merupakan ketua umum UKM TISD, ”Kegiatan ini sendiri bertujuan sebagai pancingan untuk mendapatkan sponsor karena rencananya bulan 12 nanti kami akan mengadakan kejuaraan taekwondo ”,ujarnya.

Dilihat dari antusiasnya pendaftar kejuaraan futsal ini sendiri dalam mengikuti kejuaraan futsal ini,maka tidak salah jika sebuah apresiasi patut kita berikan kepada UKM TISD yang mengadakan kejuaraan futsal ini, berhubung kejuaraan seperti ini sudah sangat jarang dilaksanakan. Semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan para peserta kejuaraan dapat menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas dalam bermain.
(Crozzhand/format)

18 Mei 2010

Transaksi Modul Masih Beroperasi

Aktivitas perkuliahan mahasiswa STMIK Dipanegara belakangan ini mulai dipadati oleh kuliah praktikum . Setiap harinya mereka akan disibukkan dengan berbagai jadwal praktek laboratorium sesuai mata kuliah masing-masing.

Dalam kegiatan perkuliahan, khususnya praktek, pengadaan modul memang sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena berisi rangkuman dan latihan-latihan. Akan tetapi hal ini bertolak balakang dengan sistem yang semestinya diberlakukan di lingkungan kampus yakni adanya larangan memperjualbelikan modul antara pihak pengelola kampus dengan mahasiswa namun fakta di lapangan menunjukkan sampai saat ini penjualan modul masih tetap berjalan meskipun hanya pada beberapa mata kuliah tertentu saja.

Sebagaimana diungkapkan oleh ketua jurusan Sistem Informasi (SI), Indra Samsie M.kom bahwa belum ada ketuk palu untuk peniadaan modul, namun penjualan modul seharusnya memang tidak ada. ”Belum ada teguran dari PK (Pembantu Ketua ),secara pribadi sich sudah di tegur”,lanjut beliau.
Pendapat berbeda di nyatakan oleh RISAL mahasiswa jurusan SI angkatan 2008, “Jarangka beli modul karena biasa kupinjam ji punyanya senior, sampai sekarang 4 kali ji ka’ beli modul ,tapi saya setuju kalau ada modul karena sebagai panduan atau petunjuk pada saat praktek .Pendapat serupa di perkuat oleh Ayu Lestari, mahasiswi sejurusan dan seangkatan, ”Saya setuju kalau ada modul sebagai penuntun kalo belajar daripada disuruh cari buku lain lagi, tapi tidak setuju ka’ kalo terlalu mahal harga modulnya, banyak sekali untungnya bela, mending di-fotokopi sendiri!!!”,ujanya ketika ditanya perihal peniadaan modul tersebut.

Dari segi harga, modul memang cukup memberatkan sebagian mahasiswa. “Modul mahal karena ada komisi untuk yang buat modul, komisi untuk dosen yang merekomendasikan memakai modul tersebut, serta komisi bagi orang yang menjual modul”,tutur salah seorang dosen praktek.
Hingga saat ini belum ada kejelasan kapan penjualan modul itu benar-benar dihentikan. Mungkin masih perlu diadakan pertemuan penting untuk membahas problem ini; antara pihak yayasan dengan pengelola maupun mahasiswa.
(Ayu,Stanley/Format)

Dipanegara Go Green, Sudahkah Terwujud ??

STMIK Dipanegara Makassar hari Rabu (5/5) kemarin kembali digenangi air akibat hujan yang berlangsung selama 2 jam mulai pukul 15.00 sampai 17.00 wita. Hal ini sudah berlangsung berkali-kali di kampus kuning gading ini. Akan tetapi hingga saat ini belum ada solusi dari pihak kampus untuk memperbaki sistem perairan di lokasi sekitar kampus. Pihak kampus hanya menunggu kebujaksanaan dari pihak pemerintah untuk mengatasi hal ini.

Ditemui di ruangannya, Pak Jhon selaku PK II (Pembantu Ketua II) menjelaskan bahwa pihak kampus sudah memberitahukan kepada pihak pemerintah kota (pemkot) tapi pihak pemkot sendiri telah melimpahkan hal ini ke pihak pemerintah provinsi (pemprov) sehingga pihak kampus sendiri tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi masalah banjir yang selalu terjadi setiap hujan turun dengan deras dalam waktu yang lama. ”Kau salah bertanya masalah ini ke saya, seharusnya kau bertanya ke pemerintah kota. Tapi sepengetahuan saya pemkot itu mengalihkan ke pemprov dan pemprov juga menyerahkan ke kecamatan dan kekelurahan”, ujar bapak berpostur tinggi besar ini.

Sependapat dengan Pak Jhon, Pak Irsan selaku pengurus harian yayasan STMIK Dipanegara, menjelaskan bahwa pemerintah kota dan provinsi sudah menyerahkannya ke kecamatan dan ke kelurahan tempat kampus ini bermukim. “ Kita ( pihak kampus.red) tidak bisa berbuat banyak karena ini diluar tanggung jawab pihak kampus, ini sudah tanggung jawab dari pihak pemerintah”.
Berbicara tentang banjir, tidak dapat dilepaskan dari program go green yang sedang disosialisasikan oleh pemerintah karena salah satu tujuannya adalah untuk mengantisipasi masalah banjir ini. “Kurang go green apa ini kampus? Kalau menurut yayasan, ini sudah go green ini”, ujar beliau saat ditemui di ruangannya.

Meninjau Dipanegara go green, di kampus yang terletak di jalan Perintis Kemerdekaan ini memang sudah terdapat banyak pepohonan yang tumbuh di sekitar kampus, namaun sayangnya tak sedikit pula pepohonan yang mengalami kekeringan lalu mati sehingga harus ditebang.
(Rina,Rudi/Format)

TK Susul LDKM

Setelah bulan lalu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) STMIK Dipanegara Makassar mengadakan Kegiatan LDKM (Latihan Dasar Kelembagaan Mahasiswa), minggu lalu, salah satu divisi BEM yakni divisi keperempuanan mengadakan suatu kegiatan pula yaitu Training Keperempuanan (TK) yang bertema “Senandung Perempuan dalam Berfikir dan Bertindak”. Tema yang diangkat mempunyai makna bahwa para perempuan dalam melakukan perannya harus searah dengan apa yang mereka pikirkan dan kerjakan.

Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 6 - 8 Mei 2010 tepatnya di gedung A lantai II ruang 206 STMIK Dipanegara ini merupakan program kerja dari divisi keperempuan dan juga ditujukan untuk para perempuan-perempuan STMIK Dipanegara agar mereka memiliki wadah untuk mengeluarkan aspirasi-aspirasi mereka. Hal ini di ungkapkan oleh Menteri Keperempuanan BEM STMIK Dipanegara Makassar di sela kesibukannya.
Adapun jumlah peserta kegiatan hingga hari ke-3 yakni 23 orang. Materi-materi yang disuguhkan jelas seputar masalah keperempuanan. Atas pertimbangan dan usulan para pemateri dihadirkan dari luar STMIK Dipanegara. Selama kegiatan ini berlangsung banyak pro-kontra yang terjadi saat penyuguhan materi. Hal ini membuktikan bahwa kaum perempuan kampus kuning gading juga kritis dan membutuhkan wadah untuk menyalurkan aspirasinya.

Diluar sana, sebagian besar mahasiswa bertanya-tanya, “Mengapa ada Training Keperempuanan padahal sebelumnya telah diadakan LDKM ?”. Hal ini telah kami (Format.red) konfirmasi kepada Menteri Keperempuanan dan Presiden BEM. Mereka menjelaskan bahwa kegiatan TK ini sangat berbeda. LDKM sendiri bersifat baku sedangkan Training Keperempuanan sifatnya tergantung konteks pada hari tersebut dan tentu saja keduanya bisa menambah wawasan tapi dalam arti berbeda pula. LKDM diikuti oleh laki-laki maupun perempuan dan bersifat universal sedangkan TK sendiri hanya diperuntukkan bagi kaum perempuan.
(Dhyllah,Imhonk/Format)

Gedung B Kok Miring ???

STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen, Informatika dan Komputer) Dipanegara Makassar selalu diidentikkan dengan kampus yang memiliki fasilitas gedung dan sarana prasarana yang serba lengkap seperti halnya yang selalu tercantum pada brosur pendaftaran dan penerimaan mahasiswa baru setiap tahunnya. Adapun contoh fasilitas tersebut yakni adanya gedung B berlantai 5 di kampus ini.
Seiring perjalanan berdirinya STMIK Dipanegara, gedung B ini didirikan sekitar 7 hingga 10 tahun lalu dan baru difungsikan sejak 2 tahun yang lalu.

Ditemui di ruangan BPH (Badan pengurus Harian) Yayasan STMIK Dipanegara, Bapak Irsan T. Kasau menjelaskan,”Gedung B itu dibangun dengan alasan pengantisipasian kekurangan kelas dikegiatan belajar mengajar para mahasiswa yang terus bertambah di setiap tahun ajaran baru”, demikian penuturan bapak yang bergelar insinyur ini.

Ditanya mengenai biaya pembangunan gedung B ini, Pak Irsan, begitu beliau akrab disapa, menjelaskan bahwa pembiayaan ini menghabiskan biaya sekitar 5 hingga 7 miliar rupiah. Ditanya mengenai struktur bangunan gedung B yang sedikit miring, beliau memiliki pandangan berbeda dengan Pak Jhon (Pembantu Ketua II). Menurut Pak Jhon, struktur bangunan ini sudah dihitung dan diperkirakan oleh orang-orang teknik yang membangun gedung ini namun tampaknya Pak Irsan terkesan tidak tahu-menahu soal kemiringan gedung ini. “Oh ya? Miring ya? Nanti saya akan selidiki tentang ini. Nanti kalau semakin miring akan terjadi hal yang tidak diinginkan,” jelas pria berkacamata ini.
 (Rina,Pandi/Format)

Minat Pengunjung Perpustakaan Menciut

Perpustakaan (perpus) kampus merupakan suatu tempat dimana para mahasiswa dapat menimba ilmu pengetahuan dan mencari referensi secara gratis untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya. Tak heran apabila kita mendapati area ini selalu ramai oleh pengunjung yang mayoritas merupakan mahasiswa itu sendiri, entah itu mereka yang mengerjakan tugas kuliah,pembaca setia,atau bahkan hanya sekedar meminjam dan atau mengembalikan buku.
Demikian halnya dengan perpus kampus STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika) Dipanegara. Perpustakaan senantiasa dibanjiri oleh mahasiswa yang datang dengan beraneka ragam motif kebutuhan akan ilmu pengetahuan sehubungan dengan pemanfaatan perpus itu sendiri. Namun sayangnya, pada tanggal 5 oktober 2009 lalu, ruangan perpus dipindahkan ke gedung B lantai 5. Hal ini menyebabkan para mahasiswa malas untuk ke perpustakaan. Salah satu nara sumber kami (Format.red), Pak Rais (salah satu staf perpustakaan) mengatakan ,”Pada tanggal 5 Oktober 2009 perpustakaan STMIK Dipanegara dipindahkan ke lantai 5 gedung B atas usulan BEM kepada yayasan”.
Menurut data statistik perpus, jumlah mahasiswa pengunjung perpus pada tahun 2009 sekitar 250 orang sedangkan pada tahun 2010 hanya sekitar 180 orang. Terlihat jelas penurunan total pengunjung. Seperti tersebut sebelumnya,pindahnya perpus ke lantai 5 mengakibatkan adanya penurunan angka pengunjung karena mahasiswa merasa begitu letih jika ingin meraih pintu perpus. Selain itu jumlah buku yang menjadi koleksi perpustakaan itu sendiri masih tergolong kurang,hal tersebut ditandai dengan adanya beberapa rak buku yang masih kosong. Hal ini perlu mendapat perhatian karena perpus sebagai tempat untuk belajar dan mencari tugas kuliah.
Berikut data statistic buku yang berada di perpustakaan hingga kini.(bayu,pandi/format)


Jumlah Judul 3642
Jumlah yang terdaftar 7925
Alumni 5013
Sumbangan 442
Pembagian 2359 (anggaran)
Pembelian (UPT) 111